top of page

PUTRI ANDAM DEWI

Writer: FKK Sibolga-TaptengFKK Sibolga-Tapteng

Updated: 3 days ago

[SINOPSIS]

Di masa lalu, Kerajaan Lobutuo adalah negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh Tuanku Raja Muda yang bijaksana. Rakyatnya hidup tenteram, dan di istana, sang raja memiliki seorang putri yang sangat cantik dan dicintai rakyatnya, bernama Putri Andam Dewi.


Namun, ketenangan kerajaan itu hancur ketika seekor Burung Garuda raksasa berkepala tujuh menyerang. Burung itu sangat ganas, membunuh siapa saja yang menyalakan api. Ketakutan melanda penduduk hingga mereka tak berani memasak, menyebabkan banyak yang kelaparan dan mati. Burung itu memiliki kepala dengan bentuk yang berbeda—ada yang seperti parang, tombak, dan perisai—dan menyerang tanpa ampun.

Kerusakan yang ditimbulkan Burung Garuda mencapai puncaknya ketika sang raja sendiri menjadi korban. Tuanku Raja Muda tewas dimangsa bersama para pengawalnya. Setelah itu, kerajaan pun runtuh. Penduduk melarikan diri ke berbagai tempat, meninggalkan Lobutuo menjadi kota mati. Namun, Putri Andam Dewi dan inang pengasuhnya tetap tinggal, bersembunyi di bawah belanga sepanjang hari.


Jauh di timur, wilayah Sumatera Barat sekarang, di sebuah negeri yang sejahtera, Raja Sutan Gambang Patuanan bermimpi tentang kehancuran Lobutuo. Ia merasa sedih karena Raja Lobutuo adalah kerabatnya. Dengan tekad menyelamatkan negeri itu, ia berangkat bersama pasukannya.


Sesampainya di Lobutuo, ia mendapati negeri itu sunyi, menyeramkan seperti kota tanpa kehidupan. Saat menjelajah, ia menemukan sebuah rumah yang tampak berbeda. Karena lelah, ia masuk dan tertidur di dalamnya.


Ketika terbangun, ia mendapati dua wanita di depannya—Putri Andam Dewi dan inang pengasuhnya. Setelah menjelaskan bahwa ia seorang nakhoda kapal yang kehabisan perbekalan, Sutan Gambang menanyakan mengapa negeri itu begitu sunyi. Putri menjelaskan tentang teror Burung Garuda, dan Sutan Gambang menawarkan diri untuk membunuhnya. Putri meragukan kemampuannya, namun akhirnya setuju dengan syarat jika berhasil, Sutan Gambang akan menikahinya.

Sutan Gambang pun merencanakan taktiknya. Ia menggali tujuh lubang di tanah tinggi dan menyiapkan perangkap. Setelah itu, ia memerintahkan anak buahnya membakar daun untuk menghasilkan asap agar menarik perhatian Burung Garuda.

Saat burung itu datang, ia segera bertarung. Dengan keberanian luar biasa, ia memenggal kepala burung satu per satu di setiap lubang hingga akhirnya kepala terakhir pun ditebas, dan Burung Garuda pun tewas.


Kabar kemenangan ini menyebar, membuat penduduk berani keluar dari persembunyian. Namun, Putri Andam Dewi justru menghindari Sutan Gambang. Ia bersembunyi dalam lubang di batang pohon. Merasa dikhianati, Sutan Gambang mengutuknya—jika ia keluar, ia tidak akan terlihat oleh manusia biasa dan tak akan tersentuh oleh kehidupan manusia.

Sejak saat itu, Putri Andam Dewi menghilang dari dunia manusia, dan dari tempat kematian Burung Garuda, keluarlah bau busuk yang kemudian dikenal sebagai Aek Busuk.


---

Penyunting: Alma Tegar

Ilustrator: Naidi Atika Zundaro

Naskah cerita ini telah melalui proses Lokakarya Kesepakatan Para Tokoh Masyarakat dan Budayawan Sibolga-Tapteng pada 2023


Baca lebih lengkap dalam Buku Antologi Cerita Rakyat Pasisi Sibolga - Tapanuli Tengah



 
 
 

Comments


Logo FKK-01.png
Logo FML b-06.png
Logo Runduk Art Studio-02.png
Brand-02_edited.jpg

Official Merchandise

Logo FKK [Recovered]-06 b.png

SK Menteri Hukum dan HAM RI No:
AHU-0029695.AH.01.04. Tahun 2021

0821 1551 0233 / 0852 7724 6409

  • YouTube
  • Instagram
  • Facebook

©2024 by FKK Sibolga Tapteng

Supported by

Warung Etek Bungsu bw.png
bottom of page