top of page
  • Writer's pictureFKK Sibolga-Tapteng

DIREKTORAT PENGEMBANGAN DESTINASI REGIONAL I KEMENPAREKRAF MENERIMA AUDIENSI FKK SIBOLGA TAPTENG

21 Januari 2023


Pengembangan destinasi pariwisata di Sibolga Tapteng membutuhkan komitmen dan sinergi dari seluruh pihak pemangku kepentingan. Kali ini FKK Sibolga Tapteng beraudiensi dengan Direktorat Pengembangan Destinasi Regional I Kemenparekraf/Baparekraf yang diterima oleh Andhy Marpaung dan staf selaku Kepala Sub Koordinator Area I Kemenparekraf/Baparekraf melalui zoom meeting pada Jumat (20/01).


Kesempatan pertama diberikan kepada Ketua FKK Sibolga Tapteng memaparkan profil dan portofolio organisasi. Komunitas ini digagas atas dasar kolaborasi yang produktif beberapa komunitas kepemudaan yang bertujuan untuk menciptakan karya-karya kreatif untuk seni budaya dan ekraf. Dalam waktu 3 tahun telah melakukan lebih dari 30 kegiatan (acara) yang melibatkan berbagai pihak-pihak terkait. Dan pada akhir 2021, telah dibentuk Yayasan Forum Komunitas Kreatif Sibolga Tapanuli Tengah dengan kelengkapan berkas administratif untuk kemudahaan beroperasional dan bermitra secara formal.

Ketua FKK Sibolga Tapteng mengatakan bahwa posisi strategis dari Sibolga Tapteng dalam skema pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional di Sumatera Utara harus dimanfaatkan ketika saat ini pemerintah sedang berfokus pada sektor pariwisata, khususnya pengembangan Destinasi Super Prioritas Danau Toba. Begitu pula Kota Sibolga dan Kab. Tapteng yang juga mencanangkan sektor Pariwisata dan Industri Kreatif sebagai salah satu andalannya.


Namun saat ini pertumbuhan dan perkembangannya dinilai terlalu lambat karena para pihak terkait bergerak sendiri-sendiri tanpa arah yang sama. Maka dari itu, untuk menjawab permasalahan ini diperlukan upaya pembangunan dengan melibatkan partisipasi aktif dari seluruh pihak terkait. Di samping itu, kondisi terkini menunjukkan perlunya pelestarian berbagai sumberdaya pariwisata (alam dan budaya) yang mulai mengalami degradasi.

Kolaborasi merupakan salah satu cara yang harus ditempuh untuk pengembangan yang lebih akselaratif dan FKK Sibolga Tapteng mengisi unsur Pentahelix. Fungsi FKK Sibolga Tapteng diharapkan menjadi hub dan akselarator dari empat unsur pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan sesuai dengan semangat Sustainable Development Goals.


Maksud dan tujuan FKK Sibolga Tapteng sendiri untuk memberi kepedulian kepada masyarakat luas di Sibolga-Tapanuli Tengah dan kelestarian sejarah, seni, budaya, dan lingkungan, yaitu melibatkan diri dalam memanfaatkan potensi yang ada dan membantu penanganan permasalahan yang ada dengan bersinergi dengan stakeholder lainnya. Dalam diagramnya, dipaparkan bahwa dengan melestarikan budaya dan lingkungan, akan mendorong meningkatnya pariwisata dan ekonomi kreatif dimana hal ini menjadi ‘energi’ kembali beraktivitasnya komunitas ini.

Visi atau harapan jangka panjang dari komunitas ini bahwa:

  • Kota Sibolga menjadi Destinasi Wisata Budaya dan Kota Kreatif

  • Kab. Tapteng menjadi Destinasi Wisata Alam dan Budaya

Industri Pariwisata berkembang sangat cepat dan memberikan dampak langsung pada industri kaitannya. Kedua daerah ini menjadi destinasi pariwisata yang terpadu dan menjadi bagian dari Skema Pembangunan DPN Toba dan Nias – Simeulue. Kemudian didukung oleh industri kreatif dapat dikerjakan secara online, sehingga dapat berfokus pada pengembangan SDM serta membuka peluang pengembangan untuk pasar digital nomad tourism.

Setelah materi tentang profil dan arah gerak komunitas, dipaparkan juga apa saja pencapaian FKK Sibolga Tapteng, program kemitraan yang sedang dikembangkan, dan rencana kerja tahun 2023 termasuk sasaran yang ingin dicapai.


Sesi berikutnya merupakan tanggapan dan apresiasi dari Andhy Marpaung tentang keberapaan komunitas ini dengan sejumlah aktivitasnya yang sudah banyak dalam 3 tahun ini. Disarankan untuk memperluas publikasi agar lebih dikenal oleh masyarakat di luar Sibolga Tapteng. Kementerian pariwisata memang saat ini berfokus pada Destinasi Super Prioritas, namun jika konsistensi sebuah event dipertahankan selama 2-3 tahun dan sudah masuk dalam kalender event resmi daerah, maka dapat didukung oleh Kemenparekraf. Sangat setuju sinergi seluruh pemangku kepentingan harus dilakukan dan komunitas seperti FKK Sibolga Tapteng yang terbukti produktif dan kreatif harus berkoordinasi dan didukung oleh Dinas Pariwisata setempat.


Memang diakuinya bahwa banyak pengunjung yang datang ke Sibolga Tapteng kurang mengetahui dan menikmati wisata. Hanya satu yang akhir-akhir ini terdengar yaitu berwisata bahari ke Pulau Kalimantung, tetapi setelah itu, tidak banyak yang bisa dinikmati. Pemerintah Kota Sibolga dan Kab. Tapanuli Tengah harus bekerja sama karena masing-masing saling melengkapi dalam skema pengembangan destinasi. Selain itu, Kepala Sub Koordinator Area I Kemenparekraf ini juga berharap FKK Sibolga Tapteng dapat berkembang menjadi operator wisata dan membangun kerja sama dengan operator wisata yang ada di Medan dan Danau Toba.


Sesuai dengan rencana tahun depan FKK Sibolga Tapteng yang akan melakukan inisiasi pembinaan kampung/desa wisata, Kemenparekraf juga telah melaksanakan sejumlah program terkait pengembangan desa wisata, seperti Jejaring Desa Wisata (Jadesta) dan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Hal ini bisa dimanfaatkan agar program pengembangan desa wisata tersebut semakin baik dan dipromosikan secara nasional. Saat ini memang tidak ada desa wisata yang masuk dalam daftar baik itu di Sibolga, maupun Tapanuli Tengah.


Khusus komunitas kreatif, juga terdapat beberapa program pendukung dari Kemenparekraf seperti Banper Infrastruktur Ekraf dengan bentuk dukungan fisik untuk merevitalisasi fasilitas ekraf dan penyediaan peralatan. Selain fisik, juga ada dukungan pelatihan sumber daya manusia ekraf yang materinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Dukungan dari kementerian ini membutuhkan legitimasi dan dukungan dari Dinas Pariwisata terhadap komunitas yang mengajukan. Tentunya usulan-usulan ini akan dinilai dan dikurasi karena pengusulan ini juga datang dari seluruh daerah di Indonesia.


Sebagai penutup audiensi, Andhy Marpaung menyampaikan untuk terus semangat beraktivitas karena komunitas seperti ini memang mutlak diperlukan oleh sebuah daerah yang ingin berkembang menjadi destinasi pariwisata. Dan jika ada kesempatan dapat bertemu secara langsung dan berdiskusi.


Pada tahun 2022, audiensi dengan materi yang sama juga telah pernah disampaikan oleh FKK Sibolga Tapteng kepada sejumlah pemangku kepentingan yang ada di Sibolga Tapteng, antara lain Bank Indonesia KPw. Sibolga, STPK Matauli, STITM, dan PT Pertamina Patra Niaga – FT Sibolga. Hal ini dilakukan untuk silaturahmi, mendorong sinergi dan kolaborasi.


(ATR)






22 views0 comments
bottom of page