ORKESTRASI MASA DEPAN SIBOLGA-TAPTENG: JANGAN BIARKAN SDM UNGGUL MENGHILANG
- FKK Sibolga-Tapteng
- 5 days ago
- 3 min read
08 September 2025
Perekonomian Sibolga dan Tapanuli Tengah dalam beberapa tahun terakhir berjalan stabil, namun belum menunjukkan lompatan berarti. Pertumbuhan ekonomi Kota Sibolga pada 2024 tercatat 3,92%, menurun dari 4,20% pada 2023. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah pada 2024 tercatat 5,18%, naik dari 4,23% pada 2023. Namun, struktur PDRB Tapanuli Tengah masih didominasi sektor primer yang menyumbang hampir setengah dari total ekonomi daerah. Pada 2024, PDRB Sibolga dan Tapanuli Tengah masing-masing hanya berkontribusi 0,63% dan 1,19% untuk Sumatera Utara. Dan kondisi angka kontribusi ini, hampir sama untuk beberapa tahun ke belakang. Gambaran ini menegaskan bahwa laju pembangunan daerah cenderung stagnan.

Energi itu sesungguhnya sudah ada. Puluhan tahun terakhir, lembaga pendidikan unggulan seperti SMA Negeri 1 Matauli Pandan dan SMP Al-Muslimin Pandan telah dipersiapkan untuk melahirkan generasi berprestasi. Mereka tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga dalam kepemimpinan, kreativitas, dan daya juang. Banyak dari alumni dua sekolah ini kini menorehkan kiprah di berbagai bidang, mulai dari dunia akademik, birokrasi, bisnis, hingga profesi strategis di tingkat nasional dan internasional. Begitu pula alumni dari sekolah lain yang telah berorientasi kualitas dan keunggulan, baik itu negeri maupun swasta. Mereka adalah hasil dari investasi jangka panjang yang sudah matang untuk dipanen.
Sayangnya, buah pendidikan unggul ini selama ini lebih banyak dinikmati oleh daerah lain. Karena peluang yang terbatas di kampung halaman, para alumni cenderung memilih membangun karier di luar daerah, bahkan di luar negeri. Sibolga dan Tapanuli Tengah justru hanya menjadi tempat lahir dan menumbuhkan, tetapi belum mampu menyediakan ruang bagi mereka untuk berkiprah. Inilah ironi yang perlu segera dijawab dengan keberanian dan visi besar.

Sudah saatnya pemerintah daerah Sibolga dan Tapanuli Tengah mengambil peran sebagai orkestrator utama dalam perubahan ini. Dengan rencana pembangunan yang visioner, generasi unggul yang sudah terbentuk bisa diarahkan untuk memberi kontribusi nyata. Program besar yang harus disiapkan bukan lagi sekadar proyek fisik, melainkan peluang besar di sektor strategis, seperti maritim modern, pariwisata berkelanjutan, industri kreatif, kesehatan, pendidikan, serta wirausaha berbasis potensi lokal. Rencana pembangunan harus dirancang untuk menampung energi, ide, dan kreativitas anak-anak terbaik daerah ini.
Tentu, tugas ini tidak bisa dijalankan pemerintah seorang diri. Namun, pemerintah daerah punya posisi paling strategis untuk memimpin, mengorkestrasi, dan menghubungkan semua pihak baik itu dunia usaha, lembaga pendidikan, masyarakat, diaspora, serta para alumni. Pemerintah harus berani membuka ruang komunikasi, memfasilitasi forum bersama, dan menyediakan kebijakan yang memberi kepercayaan sekaligus kesempatan kepada generasi muda untuk berkarya di tanah kelahirannya.
Bayangkan jika para putra-putri daerah yang saat ini bekerja di luar daerah memiliki alasan kuat untuk kembali. Dengan dukungan kebijakan yang berpihak, mereka bisa membuka usaha, menjadi tenaga ahli, membawa jaringan, bahkan menghadirkan investasi baru yang selama ini hanya mengalir ke kota besar. Inilah cara paling realistis untuk keluar dari stagnasi dengan menjadikan SDM unggul sebagai motor pembangunan daerah.
Maka, momentum ini jangan disia-siakan. Pendidikan unggulan telah menanam dan merawat benih selama puluhan tahun. Hasilnya kini siap dipetik, dan pemerintah daerah harus berani memastikan buah itu dipanen untuk kepentingan rumah sendiri. Kolaborasi lintas sektor harus segera dijalankan, dengan pemerintah sebagai pengarah utama. Tanpa langkah ini, Sibolga dan Tapanuli Tengah akan terus mengulang pola lama, termasuk bagi para orang tua yang membanggakan prestasi anak-anaknya, namun membiarkan mereka berkarya di luar.

Tidak ada kata terlambat, kini saatnya berani untuk melangkah. Pemerintah daerah dituntut tidak hanya mengelola rutinitas atau sibuk berkutat pada ‘politik’ praktis, tetapi menyalakan visi besar yang memberi ruang kepada generasi unggul untuk berkontribusi. Begitu pula pada organisasi alumni sekolah, seperti IKAMA dan IKAMUS, diperlukan upaya pemetaan alumni untuk menjawab kebutuhan percepatan pembangunan ke depan. Jika kolaborasi ini ada, Sibolga dan Tapanuli Tengah tidak lagi hanya menjadi tempat lahir SDM berkualitas, tetapi menjadi rumah yang tumbuh dan maju bersama mereka.
(ATR)
Comments