top of page

SEHARI SIBOLGA: WISATA EDUKASI BERSAMA BANK SAMPAH YAMANTAB

Updated: Aug 17

08 Agustus 2025


Sibolga, kota pesisir yang terkenal akan keindahan lautnya, ternyata menyimpan cerita inspiratif tentang perjuangan melawan sampah, sebuah wujud baru untuk melanjutkan kemerdekaan saat ini. Dalam edisi “Sehari Sibolga” kali ini, Alma Tegar dan Agus Fadli memulai perjalanan dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sibolga. Di sanalah realitas pahit terlihat jelas, gunungan sampah terbentang, sebagian besar dibuang secara open dumping, metode yang sudah lama tidak direkomendasikan. Kondisi ini menjadi titik awal untuk memahami mengapa pengelolaan sampah yang berkelanjutan sangat mendesak dilakukan.


Perjalanan berlanjut menuju Bank Sampah Yamantab (BSY) di Tukka, Tapanuli Tengah. Dikelola oleh Damai Mendrofa, BSY berfungsi sebagai pusat pengumpulan, penyortiran, dan penjualan sampah anorganik, khususnya plastik. Nasabah dapat menabung atau menjual sampah, yang kemudian dipilah menjadi puluhan kategori, mulai dari kertas HVS, karton, hingga berbagai jenis plastik seperti PET, PE bening, PP, dan plastik jumbo bag. Setiap jenis memiliki nilai dan perlakuan berbeda, dengan fokus utama agar sampah tidak berakhir di parit, laut, atau dibakar.


ree

Di gudang BSY, proses pemilahan terlihat sangat detail. Plastik bekas kemasan kopi, bungkus mie instan, hingga tali rafia dipisahkan sesuai jenisnya. Beberapa plastik bernilai tinggi dijual ke industri daur ulang di Medan, sementara plastik yang tidak laku diolah menjadi bahan kerajinan atau produk lain. Tantangan terbesar adalah ketika sampah datang dalam kondisi tercampur dan kotor, yang mengakibatkan pemilahannya memakan waktu, tenaga, dan kesabaran. Bang Damai berharap masyarakat mau memilah sampah dari rumah untuk mempermudah proses ini.


BSY tidak hanya mengandalkan penjualan bahan daur ulang. Di sini juga terdapat fasilitas mesin press untuk memadatkan karton dan plastik, Pusat Daur Ulang (PDU) untuk melebur plastik, serta inovasi produk seperti gantungan kunci, paving block dari campuran plastik dan pasir, dan lain-lain. Ada pula metode kompos sederhana untuk sampah organik, memanfaatkan daun kering, sisa makanan, dan bahkan keong sebagai bahan tambahan nutrisinya. Semua ini membuktikan bahwa sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat jika dikelola dengan kreatif dan berkesinambungan.


Menariknya, BSY juga mengajak relawan untuk terlibat dalam edukasi dan pemilahan. Kesadaran masyarakat menjadi kunci keberhasilan. Seperti jargon yang digagas: “Daripada dibuang, mending dikumpul jadi uang.” Pesan ini sederhana namun sarat makna dimana sampah bukan sekadar limbah, melainkan sumber daya yang menunggu untuk diolah.


Kunjungan ini ditutup dengan harapan besar: agar produsen kemasan turut bertanggung jawab dengan mendesain produk yang mudah didaur ulang. Pengelolaan sampah bukan hanya urusan di hilir, tapi harus dimulai dari hulu, mulai dari pabrik hingga rumah tangga.


Rangkuman pesan penting yang didapatkan dari perjalanan ini adalah:

  1. Pemilahan dari sumber adalah langkah utama mengurangi beban di tempat pengolahan.

  2. Setiap jenis sampah punya nilai, asalkan dipilah dan diolah dengan tepat.

  3. Inovasi dan kolaborasi antara masyarakat, komunitas, dan produsen akan mempercepat tercapainya pengelolaan sampah berkelanjutan.

  4. Perubahan perilaku adalah kunci—mulailah dari rumah, mulai sekarang.


Dengan langkah kecil yang konsisten, Sibolga dan kota-kota lain bisa menjadi contoh bahwa pengelolaan sampah yang bijak bukanlah mimpi, melainkan masa depan yang dapat kita wujudkan bersama.


Ikuti perjalanan ini dalam Sehari Sibolga. Mo!

Bank Sampah Yamantab sangat terbuka untuk kunjungan Wisata Edukasi dan relawan yang ingin turut serta berkontribusi.



(ATR)

Comments


Logo FKK-01.png
Logo FML b-06.png
Logo Runduk Art Studio-02.png
Brand-02_edited.jpg

Official Merchandise

Logo FKK [Recovered]-06 b.png

SK Menteri Hukum dan HAM RI No:
AHU-0029695.AH.01.04. Tahun 2021

0821 1551 0233 / 0852 7724 6409

  • YouTube
  • Instagram
  • Facebook

©2025 by FKK Sibolga Tapteng

Supported by

Warung Etek Bungsu bw.png
logo almus re.png
logo alumni al-muslimin REV.png
bottom of page